Selasa, 19 Februari 2013

Puisi-Pelangi Bertemankan Bintang part. 1

Pelangi Bertemankan Bintang

kita hanyalah sebuah warna,
warna yang akan menerangi dunia,
dunia yang kita punya,
dunia yang kita tempati bersama,

kau mengajarkan ku arti sebuah makna warna mu,
dan ku mengajarkan arti sebuah sinar yang terang gemerlap,
kita bersama belajar,
belajar memahami arti perbedaan kita,

aku sangat mengagumi warna indahmu,
dan kau mengagumi titik cahaya terangku,
saling mengagumi walau begitu tanpak perbedaan kita,
walau sulit mempertemukan kita,

kau begitu bijaksana menghantarkan keindahan warnamu,
aku pun berusaha untuk dapat memercikkan keindahan gemerlapku,
saling berusaha memperindah dunia,
agar kita slalu dapat memancarkan keindahan kita,

kini aku dan kau begitu sangat berbeda,
kesempurnaan kita pasti ada kekurangannya,
walaupun kita demikian,
kita masih bisa bersama.

Minggu, 17 Februari 2013

Observasi Pendidikan Karakter di SD



 BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Upaya membangun karakter bangsa sejak dini melalui jalur pendidikan dianggap sebagai langkah yang  tepat. Hal penting yang mendasari pendidikan karakter di sekolah adalah penanaman nilai karakter bangsa tidak akan berhasil melalui pemberian informasi dan doktrin belaka. Karakter bangsa yang berbudi luhur, sopan santun, ramah tamah, gotong royong, disiplin, taat aturan yang berlaku dan sebagainya, perlu metode pembiasaan dan keteladanan dari semua unsur pendidikan di sekolah. Tentu saja cukup beraneka ragam metode pembiasaan yang diterapkan di setiap sekolah. Semua yang dilakukan oleh warga sekolah tersebut bertujuan untuk membangun karakter bangsa. Namun yang lebih penting lagi adalah keteladanan dari pengelola pembelajaran di sekolah. Kepala sekolah, guru dan tenaga administrative tidak cukup hanya dengan menghimbau agar siswa rapi berpakaian, mematuhi disiplin sekolah, sopan santun terhadap sesama teman dan terhadap guru.
Landasan pemikiran metode pembiasaan dan keteladanan adalah kecenderungan anak usia sekolah untuk meniru mode dan kebiasaan yang lagi ngetrend di lingkungannya. Siswa sangat getol meniru mode rambut, pakaian, ucapan dan tingkah laku unik. Kadang-kadang hal tersebut bertentangan dengan budaya dan karakter bangsa Indonesia pada umumnya dan  aturan serta tata tertib siswa di sekolah pada khususnya. Proses pembelajaran Pendidikan Budaya dan Karakter bangsa dilaksanakan melalui proses belajar aktif. Sesuai dengan prinsip pengembangan nilai harus dilakukan secara aktif oleh peserta didik, maka posisi peserta didik sebagai subjek yang aktif dalam belajar adalah prinsip utama belajar aktif. Oleh karena itu, keduanya saling berkaitan.

B.     Rumusan Masalah

a.    Apakah Pendidikan Karakter telah berjalan dengan baik di SD N 47 Sungai Raya?
b.    Bagaimana cara pihak sekolah menerapkan Pendidikan Karakter kepada peserta didik?
c.    Nilai – nilai apa saja yang berhasil diterapkan pihak sekolah kepada peserta didik?

C.     Tujuan

a.    Untuk mengetahui sejauh mana Pendidikan Karakter telah berjalan di SD N 47 Sungai Raya.
b.    Untuk mengetahui cara pihak sekolah menerapakan Pendidikan Karakter kepada peserta didik.
c.    Untuk mengetahui nilai – nilai yang berhasil diterapkan pihak sekolah kepada peserta didik.

D.     Manfaat

Manfaat dari observasi ini adalah mengembangkan nilai karakter pada anak usia dasar agar menjadi siswa yang memiliki akhlak yang lebih baik dan dapat menghormati satu sama lain.





BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pendidikan Karakter di SD N 47 Sungai Raya
Berdasarkan observasi yang telah dilaksanakan oleh kelompok kami pada :
hari/tanggal     : Jumat, 16 November 2012
waktu              : 07.00 - selesai
tempat             : SD N 47 Sungai Raya JL. Kuala Dua Parit Bugis Sungai Raya
kelas                : VI B
jumlah siswa    : 30 siswa, terdiri dari 18 perempuan dan 12 Laki-laki

Hasil yang kami peroleh bahwa di SD N 47 Sungai Raya telah menerapkan Pendidikan Karakter secara baik. Dimana warga sekolah mempunyai nilai-nilai karakter yang sering diterapkan dalam pelajaran sekolah dan kegiatan sekolah.

Contoh nyata tentang Pendidikan Karakter yang telah diterapkan adalah :
     Upacara Bendera setiap hari senin diikuti oleh Warga Sekolah.
      Senam Sehat setiap Hari Sabtu diikuti seluruh Siswa.
      Periksa Kebersihan setelah Upacara, seperti kerapian seragam, kebersihan kuku, rambut.
     Ekstrakurikuler, seperti Drumband dan Pramuka yang menghasilkan prestasi

B.     Cara Pihak Sekolah Menerapkan Pendidikan Karakter Kepada Peserta Didik

Dua cara pihak sekolah menerapakan Pendidikan Karakter kepada peserta didik, yaitu :
1.      Teguran melalui lisan
Ketika peserta didik melakukan kesalahan seperti berkuku panjang, berambut panjang (siswa laki-laki) akan ditegur secara langsung, bahkan dikenakan sanksi sesuai dengan tata tertib yang berlaku di sekolah tersebut. Dalam kegiatan pembelajaran berlangsung, Nilai-nilai Pendidikan Karakter pun diterapkan.

2.      Teguran melalui tulisan
Teguran melalui tulisan dapat dilakukan dengan cara membuat kata – kata berkarakter yang dibingkai serta dipajang di lingkungan sekolah maupun di dalam kelas. Cara tersebut bertujuan agar peserta didik dapat melihat dan mengingat kata – kata tersebut. Tidak hanya dilihat dan diingat. Akan tetapi, peserta didik juga wajib melaksanakan makna dari kata – kata yang telah dibuat oleh pihak sekolah. Di sekolah ini pun terdapat kata-kata berkarakter untuk para guru. Karena seluruh warga sekolah wajib melaksanakan makna dari kata-kata tersebut.

 Contoh kata – kata berkarakter yang terdapat di SD N 47 Sungai Raya, yaitu :

 
      
C.     Nilai – Nilai Pendidikan Karakter Yang Berhasil Diterapkan Oleh Pihak Sekolah

     Nilai Religius : berdoa sebelum dan sesudah belajar, memberi dan menjawab salam, berjabat tangan, shalat berjamaah.
      Nilai Jujur : Berani jujur tidak membawa buku pelajaran, menjawab soal tanpa mencontek.
      Nilai Toleransi : Menghargai perbedaan agama, menghargai teman yang berbeda suku.
      Nilai Disiplin : Masuk Kelas tepat waktu, Berbaris sebelum masuk kelas, Mengumpulkan tugas tepat waktu, menggunakan pakaian seragam sesuai aturan.
      Nilai Kreatif : aktif dalam proses belajar mengajar.
      Nilai Mandiri: Mengerjakan tugas tidak mencontek.
      Nilai Rasa Ingin Tahu : Aktif bertanya kepada guru.
      Nilai Cinta Tanah Air : Upacara bendera setiap hari senin,
      Nilai Menghargai Prestasi : Memberi selamat kepada teman yang mendapat nilai terbaik.
      Nilai Bersahabat : Menerima kedatangan Tamu dari luar sekolah,
      Nilai Peduli Lingkungan :Memungut sampah yang berserakan, Membuang sampah pada tempatnya.
      Nilai Peduli Sosial : Mengumpulkan sumbangan bila ada yang mendapat musibah, kerja bakti.
      Nilai Tanggung Jawab : Melaksanakan tugas yang diberikan oleh sekolah secara tanggung jawab dan mengerjakan  dengan sungguh-sungguh.



D.     Kesimpulan

Berdasarkan hasil observasi yang telah kami lakukan bahwa nilai – nilai Pendidikan Karakter belum sepenuhnya diterapkan siswa – siswi SD N 47 Sungai Raya. Masih terdapat kendala untuk menerapkannya. Karena nilai Pendidikan Karakter hanya didapat dari sekolah serta kurang nya kerjasama antara pihak sekolah dengan orang tua murid. Komunikasi yang terjalin antara orang tua dan anak juga masih kurang. Akan tetapi banyak juga nilai – nilai Pendidikan Karakter yang berhasil diterapkan. Dari 18 nilai karakter yang ada, hanya 12 nilai karakter yang berhasil diterapkan serta dilaksanakan secara baik.

E.      Saran

Nilai Pendidikan Karakter seharusnya didapat siswa tidak hanya di lingkungan sekolah, tetapi didapat juga di lingkungan keluarga maupun di lingkungan masyarakat. Sebaiknya komunikasi antara siswa, pihak sekolah dan orang tua murid dapat terjalin secara baik, agar dapat bersama – sama membentuk karakter diri siswa.

Makalah Model Pembelajaran Konsep Dasar IPS


Pendahuluan
Modul ini mempelajari model-model pembelajaran Konsep Dasar IPS di SD. Dalam modul ini akan disajikan pembahasan dalam butir uraian tentang Model- model pembelajaran konsep dan Model pembelajaran analisi konsep.

A.     Memilih Konsep-konsep Dasar IPS

Sebagaimana telah dibicarakan, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan perwujudan dari suatu pendekatan inter-disiplin dari pembelajaran ilmu-ilmu sosial. Atau program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan yang pokoknya mempersoalkan manusia dalam lingkungan alam fisik maupun lingkungan sosial.
Dari pengertian tersebut tampak jelas bahwa IPS itu terdiri dari himpunan pengetahuan tentang kehidupan sosial dan dari bahan realita kehidupan sehari-hari di dalam masyarakat.
Kejadian-kejadian masyarakat pada hakikatnya Adalah serba terpadu dari aneka komponen yang ada. Karena itu pengetahuan yang disajikan kepada anak didik juga sedapat mungkin dibuat terpadu dari berbagai mata pelajaran ilmu-ilmu sosial.
IPS sebagai paduan ilmu-ilmu sosial terorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk mencapai tujuan pendidikan. Untuk lebih mudah pengarahan IPS dalam memilih konsep dengan cara; a. Memenuhi Kebutuhan Anak sebagai manusia muda yang sedang berkembang dan memerlukan bimbingan, b. Secara keseluruhan sebagai manusia hendaknya konsep IPS membina pengembangan aspek, c. Pengembangan dan pembinaan personal.

B.     Mengenal Model-model Pembelajaran

Mengajar  adalah tugas utama bagi seorang guru. Oleh karena itu keefektifannya akan banyak tergantung pada guru mampu melaksanakan aktivitas mengajar secara baik. Factor yang mempengaruhi guru mengajar terutama factor yang ada dalam diri guru itu sendiri. Dalam dunia pengajar telah dikenal berbagai model pengajar.
Model  dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan atau Barang/benda tiruan dari barang atau benda sesungguhnya, seperti globe.
Metode Pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merancangkan dan melaksanakan aktivitas belajar-mengajar. Hakikat Mengajar adalah membantu para pelajar memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai cara berfikir, sarana untuk mengekspresikan dirinya dan cara-cara bagaimana belajar.
Dari hasil kajian terhadap berbagai model belajar-mengajar yang secara khusus telah dikembangkan dan dites oleh pakar pendidikan di bidang itu dan mengelompokan model-model tersebut ke dalam tempat rumpun yaitu; a. Rumpun/Model Pemprosesan Informasi, b. Rumpun Model Personal, c. Rumpun Model interaksi sosial, d. Rumpun Model Behavioral (tingkah laku).

C.     Model Pembelajaran Konsep Dasar IPS

Pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama. Keberhasilan pencapai tujuan pendidikan tergantung pada bagaimana proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif.
Secara umum pembelajaran merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil interaksi antara dirinya dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidup.dapat dirumuskan bahwa pembelajaran ialah suatu prosesyang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Beberapa prinsip yang menjadi landasan pengertian tsb diatas ialah:
1.    Pembelajaran sebagai usaha memperoleh perubahan tingkah laku.
2.    Hasil pembelajaran ditandain dengan perubahan tingkah laku secar keseluruhan.
3.    Pembelajaran merupakan suatu proses.
4.    Proses pembelajaran terjadi karena adanya suatu yang mendorong dan suatu tujuan yang akan dicapai.
5.    Pembelajaran merupakan bentuk pengalaman.
Setelah mengetahui dan memahami pengertian pembelajaran secara prinsip yang menjadi landasan pengertian pembelajaran, berikut ini dikemukakan pengertian konsep dan generalisasi (konsep dasar) IPS
Konsep ialah kumpulan fakta-fakta yang memeiliki interelasi kuat satu sama lain sehingga membentuk suatu pengertian yang bulat. Dalam rumusan yang sederhana konsep ialah suatu bayangan pikiran atau tanggapan yang bulat tentang sesuatu. Atau Konsep IPS yaitu kata atau ungkapan yang memiliki ciri yang menonjol dan tidak dapat dipisahkan dari konteks IPS tsb.
Generalisasi (konsep dasar) ialah kumpulan sejumlah konsep yang memilikiinterelasasi serta merupakan suatu kebulatan. Jadi generalisasi adalah hubungan dua konsep atau lebih dalam bentuk lengkap yang dapat dijadikan suatu prinsip atau ketentuan bagi IPS.
Agar dapat mencapai tujuan dalam mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran konsep-konsep dasar IPS, perlu dilakukan langkah-langkah sbb:
a.    Mencari unsur-unsur yang termasuk ke dalam konsep tersebut dan kemudian mengelompokkannya serta memilih konsep mana yang menjadi pilihan sebagai pokok bahasan.
b.    Menentukan dan merumuskan tujuan instruksional
c.    Pilihlah situasi dan media yang medukung pelajaran tentang konsep tersebut serta dapat memperlancarpencapaian tujuan instruksional tersebut.
d.   Merencanakan dan mencari hal-hal yang diperkirakan membantu siswa dalam proses pemahaman dan pemantapan konsep.
e.    Mencari dan menetukan cara penyajian dan pengembangan proses internalisasi konsep secara lengkap.

Model Pembelajaran Analisis Konsep

A.     Perlunya Bagi Guru Mengembangkan Pembendaharaan Model-model Pembelajaran

Guru yang bijaksana akan mengatur pembendaharaan strategis yang tepat untuk menghadapi macam masalah-masalah belajar tertentu yang dihadapinya. Perbendaharaan model-model pada guru, merupakan sesuatu yang penting bila ia bertanggung jawab untuk mengajar banyak anak dalam bidang kurikulum.
Mengembangkan perbendaharaan model mengajar berarti mengembangkan keluwesan, karena keluwesan ini akan merupakan landasan bagi pemahaman dan kemungkinan pemilihan dalam pemilihannya. Perbendaharaan memuntut kecakapan untuk menumbuhkan dan memperluas potensi seseorang, dan kemampuan untuk mengajar dengan cara-cara yang lebih bervariasi dan menarik agar dapat menyesuaikan dengan tuntutan kebudayaan yang ada.

B.     Pemilihan Model Belajar-Mengajar  yang Efektif

Strategis belajar-mengajar digunakan untuk menunjukan siasat atau keseluruhan aktivitas yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan tujuan pendidikan atau untuk menunjukan sosok utuh konseptual dari aktivitasbelajar-mengajat yang secara keilmuan dapat diterima dan secra operasional dapat dilakukan.
Secara umum, strategi belajar-mengajar dapat dikatagorikan ke dalam dua kelompok strategi yaitu strategi yang diarahkan pengajar contohnya ceramah dan Tanya jawab. Dan strategi yang berpusat pada pebelajaran contohnya belajar kelompok dan penyikapan yang terbimbing.

C.     Model-model Belajar-mengajar (Pembelajaran) Analisi Konsep Dasar IPS

Banyak model-model pembelajaran baik yang bersifat khusus maupun yang besifat umum. Begitu juga model pembelajaran yang berhubungan dengan pembelajaran konsep dasar IPS. Kosasih Djahiri mengemukakan beberapa model belajar-mengajar IPS seperti Model Lecturing yang disempurnakan, model ekspositori, model role playing, model inkuiri.

1.    Model Lecturing (Ceramah) yang disempurnakan
Lecturing pada hakikatnya memberikan pelajaran dengan jalan ceramh, dimana guru berada dimuka kelas, memimpin dan menentukan isi dan jalannya pelajaran serta mentransfersegala rencana pelajarannya yang menurutnya baik/perlubagi para siswa. Dan teknik ini kebanyakan digunakan guru dalam mengajar.
Tujuan Lecturing secara umum adalah mentrsansfer sejumlah pengetahuan dari guru kepada  siswa, menerangkan atau menjelaskan sesuatu dari bahn yang ada, mengajak siswa untuk berdialog ke dalam dirinya maupun dengan luar, dan mengekspresikanhal-hal yang tidak dapat dinyatakan secara tertulis ataupun ungkapan yang sederhana.
Kelemahan/keburukan Lecturing adalah bersifat satu arah sehingga lebih bersifat transferring ilmu, bila persiapan buruk konsep tidak diperhatikan dan cara membawakannya jelek maka pelaksanaannya menjadi kacau, menyulitkan siswa kehilangan arah, sering membosankan dan tidak tidak menarik bagi siswa, dan hasil belajar kurang baik/kurang mantap.

2.  Model Ekspositori/eksposisi
Ekspositori merupakan cara pengajaran yang diawali dengan peragaan dan diiringi dengan uraian/ulasan penjelasan lisan.
Manfaat dari model ini pelajaran menjadi hidup, siswa dapat ditarik perhatiannya  melalui visualisasinperagaan secara mulai menghidupkan perhatian imaginasi atau terkaannyadan disaat mendapat penjelasan maka timbul dialog serta suasana kelas menjadi terpusatkan ke bahan pelajaran melalui peragaan tsb.

3.  Model Role Playing (Bermain Peran)
Role playing sebagai media atau teknik belajar sungguh besar peranannya, sebab dengan teknik ini di samping pengangkatan sesuatu keadaan/kejadian ke dalam ruang kelas, juga sebagai perasaan, keadaan dan perbuatan dari padahal tsb akan turut dirasakan siswa pelakunya.Role secara harfiahnya ialah peranan. Role playing bisanya diartikan memainkan peranan atau berperan sesuatu. Apabila role playing ini dipersiapkan secara baik sehingga benar-benar mendekati kejadian yang sebenarnya.
Tujuan dan kebaikan dari role playing antara lain untuk mengahayati suatu/hal/keajdian yang sebenarnyadalam realita kehidupan, menegnali peran-peran dari pada seseorang dalam suatu kehidupan/kejadian/keadaan, membantu siswa dalam mengklarifikasikan pola berfikir berbuat dan keterampilannya dalam membuat/mengambil keputusan.

4.  Model Inquiry (inkuiri)
Inquiri adalah salah satu cara berlajar yang bersifat sesuatu secara kritis, analitis, argumental (ilmiah) dengan menggunakan langkah-langkah tertentu menuju suatu kesimpulan yang menyakinkan, karena didukung oleh data.
Pada kehidupan sehari-hari sering kita dihadapkan kepada suatu hal atau masalah.dan kita dihadapkan kepada: a. mempercayai hal tsb atau tidak b. keharusan mengambil sikap, c. mengambil keputusan.
Gejolak kehidupan masyarakat sungguh cepat berubahnya maka siswa hendaknya dibekali senjata hidup yang ampuh ialah kemampuan menangkap sesuatu. Inquiri antara lain melatih hal tsb. Inquiri adalah teknik pemecahan masalah secara ilmiah.
Inkuiri atau discoveri dengan segala fariasinya serta problem solving atau pemecahan masalah, dalam IPS dianggap sebagai cara ilmiah yang paling cocok untuk dipergunakan sebagai car kerja atau metode IPS. Problem solving lebih menitik beratkan kepada terpecahnya suatu masalah yang menurut perkiraan rasio logis, benar atau tepat. Perbedaan lain ialah tingkatan dan cara kerjanya, dalam inquiri tingkatannya lebih tinggi serta lebih komplikatif atau ruwet. Inkuiri diterima para ahli IPS sebagai dari bendera IPS, maka mereka sangat menganjurkan cara kerja ini untuk banyak dipergunakan dalam pelajaran IPS dengan berbagai jenis tingkatan (dari yang sederhana sampai tingkat yang lebih tinggi), inkuiri yang paling sederhana menggunakan tanya jawab klasikal, dimana peran aktif tetap ditangan siswa. Guru hanya mengarahkan, membina, memancing jawaban dll. Inkuiri sederhana ini juga bisa dalam bentuk kegiatan perbuatan secara sederhana.
Tujuan/kegunaan inquiri ialah mengembangkan sikap keterampilan siswa, mengembangkan kemampuan berfikir para siswa, kemampuan berfikir tersebut diproses di dalam situasi yang benar – benar dihayati dalam berbagai ragam alternatif, membina dan mengembangkan sikap penasaran dan cara berfikir objektif, mandiri, kritis dan analitis.

MakaLah Pancasila Sebagai Sistem Filsafat


PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

A.     Pengertian Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

Selama manusia hidup sebenarnya tidak seorang pun dapat menghindar dari kegiatan berfisafat. Jikalau berpendapat dalam hidup ini materialah yang essensial dan mutlak, maka orang tersebut berfilsafat materialisme. Jikalau berpandang bahwa kebenaran pengetahuan itu sumber rasio maka orang tersebut berfilsafat rasinalisme. Jikalau berpandang bahwa kenikmatan, kesenangan dan kepuasan lahiriah dalam hidup ini yang penting, maka berfilsafat hedonisme. Jikalau berpandang dalam hidup masyarakat maupun Negara yang penting adalah kebebasan individu yang bebas, maka berpandangan individualisme, liberalisme.
Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari berbagai unsur, masing-masing unsure mempunyai fungsi sendiri-sendiri, mempunyai tujuan yang sama, saling keterkaitan (interrelasi) dan ketergantungan (interdependensi), sehingga merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh.
Filsafat berasal dari bahasa yunani, yaitu philein (cinta) dan sophos (kebenaran, hikmah atau bijaksanaan). Jadi kata filsafat berarti cinta kebenaran atau cinta kebijaksanaan.

*   Berdasarkan lingkup bahasannya filsafat terdiri dari dua makna yaitu:

§  Filsafat dalam arti produk:
Filsafat sebagai suatu jenis problema yang dihadapi manusia. Sehingga manusia mencari suatu kebenaran yang timbul dari persoalan yang bersumber dari akal manusia, dan sebagai jenis pengetahuan, ilmu, konsep, dan pemikiran dari para filsuf misalnya rasionalisme, materialisme, pragmatisme.
§  Filsafat dalam arti proses:
Fisafat di artikan dalam bentuk suatu aktivitas berfilsafat, dalam proses pemecahan suatu permasalahan dengan menggunakan suatu cara dan metode tertentu yang sesuai objeknya.

*   Cabang-cabang filsafat meliputi:

§  Metafisika: membahas hal-hal yang bereksistensi dibalik fisis, yang meliputi bidang-bidang ontology (membicarakan teori sifat dasar dan ragam
kenyataan)
, kosmologi (membicarakan tentang teori umum mengenai proses
kenyataan
) dan anthropologi.
§  Epistemologi: membahas persoalan hakikat pengetahuan.
§  Metodologi: membahas persoalan hakikat metode dalam ilmu pengetahuan.
§  Logika: membahas persoalan filsafat berfikir, yaitu rumus-rumus dan dalil-dalil berfikir yang benar.
§  Etika: berkaitan dengan moralitas, tingkah laku manusia.
§  Estetika: berkaitan dengan persoalan hakikat keindahan.

 Pancasila sebagai sistem filsafat yaitu suatu konsep tentang dasar negara yang terdiri dari lima sila sebagai unsur yang mempunyai fungsi masing-masing dan satu tujuan yang sama untuk mengatur dan menyelenggarakan kehidupan bernegara di Indonesia. Pancasila sebagai sistem filsafat atau sebagai dasar negara kita merupakan sumber dari segala sumber hukum yang berlaku di negara kita. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa indonesia dapat mempersatukan kita, serta memberi petunjuk dalam mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan lahir dan bathin dalam masyarakat kita yang beraneka ragam sifatnya. Filsafat Pancasila adalah filsafat yang mempunyai obyek Pancasila, yaitu obyek Pancasila yang benar dan sah sebagaimana tercantum didalam pembukaan UUD 1945 alenia ke-4.
Pembahasan mengenai Pancasila sebagai sistem filsafat  dapat dilakukan dengan cara deduktif dan induktif.
*   Cara deduktif yaitu dengan mencari hakikat Pancasila serta menganalisis dan menyusunnya secara sistematis menjadi keutuhan pandangan yang komprehensif.
*   Cara induktif yaitu dengan mengamati gejala-gejala sosial budaya masyarakat, merefleksikannya, dan menarik arti dan makna yang hakiki dari gejala-gejala itu.

Inti sila-sila Pancasila meliputi:
*     Tuhan, yaitu sebagai kausa prima
*    Manusia, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial
*   Satu, yaitu kesatuan memiliki kepribadian sendiri
*    Rakyat, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan gotong royong
*    Adil, yaitu memberi keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang menjadi haknya.

Fungsi Filsafat Pancasila:
*   Memberi jawaban atas pertanyaan yang bersifat fundamental/mendasar dalam kehidupan bernegara, Misalnya : susunan politik, sistem politik, bentuk negara, susunan perekonomian dan dasar-dasar pengembangan ilmu pengetahuan. Hal ini harus dapat dikembangkan oleh filsafat.
*   Mencari kebenaran yang bersifat substansi tentang hakikat negara, ide, negara atau tujuan negara. (Kelima sila pancasila merupakan kesatuan yang utuh, tidak terpisahkan)
*   Berusaha menempatkan dan menjadi bernegara. (sehingga fungsi filsafat akan terlihat jelas kalau negara itu sudah terbentuk keteraturan kehidupan bernegara).

B.   Bukti Pancasila sebagai sistem filsafat

Pancasila merupakan suatu kesatuan yang utuh, sistem lazimnya memiliki ciri-ciri suatu kesatuan bagian-bagian, bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri, saling berhubungan dan ketergantungan, keseluruhannya dimaksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu (tujuan sistem), dan terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks. Pancasila menjadi landasan dan falsafah dasar negara telah membuktikan dirinya sebagai wadah yang dapat menyatukan bangsa. Dengan Pancasila bangsa Indonesia diikat oleh kesadaran sebagai satu bangsa dan satu negara. Pancasila memberikan ciri khas dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia.

1.    Susunan Kesatuan Sila-sila Pancasila Bersifat Organis.
  
Secara filosofis inti dan isi sila-sila Pancasila bersumber pada hakikat dasar ontologis manusia yaitu sebagai monopluralis yang memiliki unsur-unsur susunan kodrat yaitu jasmani dan rohani, sifat kodrat sebagai mahluk individu sosial serta memiliki kedudukan kodrat sebagai pribadi yang berdiri sendiri dan sebagai mahluk ciptaan Tuhan YME. Hal ini terjadi karena manusia (Rakyat Indonesia) sebagai pendukung utama inti dari isi pancasila.Unsur hakikat manusia merupakan kesatuan yang bersifat organis dan harmonis.
Sila-sila Pancasila merupakan  penjelasan dari hakikat manusia monopluralis yang merupakan kesatuan organis maka memiliki kesatuan yang organis pula.

2.    Susunan sila-sila Pancasila yang bersifat Hierarkhis dan  berbentuk Piramidal.

Pengertian matematis piramidal digunakan untuk menggambarkan hubungan hierarkis sila-sila Pancasila merupakan rangkaian tingkat dalam urutan luas (kuantitas) dan juga dalam isi sifatnya (kualitas). Sedangkan makna hierarkhis adalah susunan pancasila sudah dikemas sedemikian rupa sehingga urutannya tidak akan berubah.Pancasila merupakan suatu keseluruhan yang bulat dan memenuhi sebagian sistem filsafat.
Kesatuan sila-sila pancasila memiliki susunan hierarkhis piramidal maka sila Ketuhanan yang Maha Esa adalah ketuhan yang berkemanusiaan, berpersatuan, berkerakyatan serta berkeadilan sosial sehingga di dalam setiap sila senantiasa terkandung sila-sila lainnya.
Rumusan Pancasila yang Bersifat Hierarkis dan Berbentuk Piramidal :
*   Sila pertama : meliputi dan menjiwai sila-sila kedua, ketiga, keempat dan kelima.
*   Sila kedua : diliputi dan dijiwai sila pertama, meliputi dan menjiwai sila ketiga, keempat dan kelima. 
*   Sila ketiga : diliputi dan dijiwai sila pertama dan kedua, meliputi dan menjiwai sila keempat dan kelima. 
*   Sila  keempat : diliputi dan dijiwai sila pertama, kedua dan ketiga, meliputi dan menjiwai sila kelima.
*   Sila kelima : diliputi dan dijiwai sila pertama, kedua, ketiga, dan keempat.

3.    Susunan sila-sila Pancasila yang saling mengisi dan saling mengkualifikasi.

Hakikatnya sila-sila Pancasila tidak berdiri sendiri, akan tetapi pada setiap sila terkandung keempat sila lainya. Dengan kata lain setiap sila senantiasa dikualifikasi oleh keempat sila lainnya.
Rumusan kesatuan sila-sila Pancasila yang saling mengisi dan mengkualifikasi :
*   Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, adalah berkemanusiaan yang adil dan beradab, berperisatuan Indonesia, berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
*   Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah ber-Ketuhanan yang Maha Esa,berperisatuan Indonesia, berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
*   Sila Persatuan Indonesia, adalah  ber-Ketuhanan yang Maha Esa,berkemanusiaan yang adil dan beradab,berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
*   Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, adalah ber-Ketuhanan yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berperisatuan Indonesia dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
*   Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, adalah ber-Ketuhanan yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berperisatuan Indonesia dan berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan

Ini merupakan bukti bahwa sila-sila Pancasila merupakan kesatuan atau sebagai Sistem Filsafat.