Rabu, 26 Maret 2014

PENDEKATAN KONSEP SAIN TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

PENDEKATAN KONSEP SAIN TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM)
DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


RESUME


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Pendidikan IPS di SD
yang Dibina Oleh Drs. Suhardi Marli, M. Pd

Oleh
YULIS NURMAYANTI (NIM. F32112023)



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PENDIDIKAN DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2014



RESUME
Pendekatan Konsep Sain Teknologi Manusia (STM) dalam Pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial
A.      Hakekat Pendekatan STM
Istilah STM antara lain: Sains-Teknology-Society (STS), Science Tehcnology Society and Environtment (STSE) atau sains Teknologi Lingkungan dan Masyarakat (Salingtemas). Sebenarnya intinya sama yaitu environtment, yang dalam berbagai kegiatan perlu ditonjolkan. Istilah STM untuk pertama kali diciptakan oleh John Ziman dalam bukunya “Teaching and Learning About Scince and Society” Ia mengemukakan bahwa konsep-konsep dan proses sains seharusnya sesuai dengan kehidupan siswa sehari-hari. (Iim Wasliman. 2002:26).
STM merupakan pendekatan terpadu antara sains, teknologi, dan isu yang ada di masyarakat. Adapun tujuan pendekatan STM adalah menghasilkan peserta didik yang cukup memiliki bekal pengetahuan, sehingga mampu mengambil keputusan penting tentang masalah-masalah dalam masyarakat serta mengambil tindakan sehubungan dengan keputusan yang telah diambilnya. (Iskandar. 1996).
Keterpaduan dalam sains sebenarnya terdiri dari beberapa pola, antara lain keterpaduan proses dan produk, keterpaduan berbasis obyek, keterpaduan antar bidang, dan keterpaduan berbasis persoalan. Bagi peserta didik SD, khususnya untuk kelas tinggi memiliki kecenderungan pada keterpaduan berbasis persoalan, karena idealnya untuk pembelajaran kelas tinggi sudah menggunakan sistem guru bidang studi. Sedangkan untuk kelas rendah memiliki kecenderungan untuk mengikuti pola keterpaduan antar bidang, karena biasanya masih menggunakan sistem guru kelas. Keterpaduan antar bidang ini diwujudkan melalui tema tematik.
Melalui proses pembelajaran STM akan mengantarkan peserta didik untuk melihat ilmu sebagai dunianya, peserta didik akan mengenal dan memiliki pengalaman sebagaimana yang pernah dialami oleh seorang ilmuwan. STM dengan teknologinya berusaha menyembatani antara ilmu dan masyarakat. Penerapan ilmu sudah saatnya terus dikembangkan agar apa yang diperoleh di bangku sekolah tidak lagi hanya sebatas pengetahuan yang sulit dipahami karena hanya berupa konsep-kosep abstrak, sehingga sulit diterapkan di dalam masyarakat.
Menurut Yager (Arnie Fajar.2002:27), secara umum pembelajaran dengan menggunakan pendekatan STM memiliki karakteristik, sebagai berikut:
1.        Identifikasi masalah-masalah setempat yang memiliki kepentingan dan dampak
2.        Penggunaan sumber daya setempat (manusia, benda, lingkungan) untuk mencari informasi yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah.
3.        Keterlibatan siswa secara aktif dalam mencari informasi yang dapat diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan seharihari
4.        Penekanan pada keterampilan proses, dimana siswa dapat menggunakan dalam memecahkan masalah
5.        Kesempatan bagi siswa untuk berperan sebagai warga negara dimana ia mencoba untuk memecahkan masalah-masalah yang telah diidentifikasi
6.        Identifikasi bagaimana sains dan teknologi berdampak kepada masyarakat di masa depan
7.        Kebebasan atau otonomi dalam proses belajar.
Suatu hal yang tidak boleh dilupakan bahwa pendekatan STM dilandasi oleh dua hal penting, yaitu:
1.        Adanya keterkaitan yang erat antara sains, teknologi, dan masyarakat yang dalam pembelajarannya menganut pandangan konstruktivisme, yang menekankan bahwa si pembelajar membentuk atau membangun pengetahuannya melalui interaksinya dengan lingkungan, dan
2.        Dalam pembelajaran terkandung lima ranah, yaitu pengetahuan, sikap, proses, kreativitas, dan aplikasi.

B.       Pendekatan STM dan Kaitannya dengan IPS

Keterkaitan antara sains, teknologi, dan masyarakat tidak diragukan lagi, ini dapat dipahami melalui pernyataan-pernyataan berikut ini. Sebuah komite nasional Amerika yaitu National Committee Science and Society (NCSS), mengeluarkan buku yang berjudul “Ilmu Eksakta dan Ilmu Pengetahuan Sosial” menunjukkan betapa pentingnya membahas dampak sosial dari kemajuan dan permasalahan ilmiah. Resume ini paling tidak memberikan pengenalan pentingnya STM sebagai jembatan antar program eksakta dan program IPS.
William H. Cartwright (Arnie fajar. 2002;36), menyatakan bahwa ilmu alam dan ilmu sosial mempunyai kaitan erat dan tidak dapat dipisahkan. Dampak ilmu alam kepada masyarakat merupakan fenomena sosial. Pengaruh kemajuan ilmiah akan berpengaruh terhadap alam di mana masyarakat bertempat tinggal. Dengan kenyataan di atas maka kita harus menyadari bahwa memang ada kaitan erat antara ilmu alam dengan ilmu pengetahuan sosial.
Pada awalnya pendekatan STM ini diperuntukkan bagi mata pelajaran IPA, akan tetapi pada perkembangan selanjutnya dikembangkan untuk mata pelajaran IPS. Dengan alasan, banyak sekali isu-isu atau masalah-masalah dan menarik di dalam kehidupan masyarakat dan sangat dekat dengan kajian IPS. Untuk mengatasai isu atau masalah yang timbul di masyarakat tersebut, siswa dapat mengaplikasikan konsep pendidikan STM yang telah dipelajari. Perkembangan dan pemanfaatan IPTEK, khususnya media elektronika menciptakan terjadinya desa global yang batas-batas negara tidak ada lagi. Teknologi mempunyai hubungan erat dengan pendidikan karena dengan pendidikan diharapkan menghasilkan manusia-manusia yang berkualitas mempunyai kemampuan yang tinggi pada akhirnya menguasai teknologi modern. Pendidikan sangat menentukan kemampuan masyarakat menyerap dan menggunkan teknologi modern.
Sains dan teknologi sangat erat hubungannya dengan perkembangan kehidupan masyarakat. Dinamika kehidupan masyarakat menuntut adanya berbagai inovasi dalam bidang sains dan teknologi yang mengarah pada seluruh aspek kehidupan manusia.
Kemajuan sains dan teknologi seringkali berdampak pada terjadinya masalah-masalah dalam masyarakat. Hal ini disebabkan kemajuan sains dan teknologi sering tidak diiringi kesiapan dari masyarakat termasuk peserta didik. Misalnya berbagai siaran televisi melalui satelit komunikasi, menimbulkan berbagai permasalahan terhadap anak didik, misalnya menjadi malas belajar, dan mudah meniru hal-hal yang negatif dari adegan film. Pencemaran dapat berpengaruh terhadap kesehatan fisik biologis, dan mental psikologis, dan masih banyak contoh lagi dari kehidupan sekitar kita.
Dampak negatif dari perkembangan dan penerapan sains dan teknologi mengakibatkan berbagai ketimpangan, misalnya goncangan fisik (pshysical shock) dan kejiwaan (psychological shock). Contohnya kedatangan turis dari manca negara ke Indonesia mempengaruhi tingkah laku maupun budaya masyarakat setempat, dimana para remaja merasa gaul dan rasa percaya diri tinggi jika mengikuti mode dari luar, misalnya cara berpakaian, perilak, makanan, potongan dan warna rambut.
Peran IPS disini bukan sebagai pencetak ilmuwan, melainkan lebih mengutamakan pada berpikir bagaimana menghadapi dampak sosial sebagai akibat perkembangan dan penerapan sains dan teknologi disertai dengan pemahaman yang cukup. Pada akhirnya diharapkan mereka dapat menerima hasil teknologi tanpa disertai gejolak-gejolak sosial, bahkan dapat digunakan untuk kemajuan masyarakat itu sendiri.
Pendekatan STM dalam IPS tidak perlu disusun dalam pokok bahasan baru, melainkan dapat disisipkan pada pokok-pokok bahasan yang telah ada. Dengan pendekatan STM ini dapat memberikan gambaran utuh tentang berbagai aspek kehidupan manusia. Tetapi harus diketahui bahwa dengan digunakannya pendekatan STM dalam pembelajaran IPS akan dibangun suatu dimensi baru, yang lebih menekankan pada segi pragmatis yang mengungkapkan hal-hal yang bermanfaat dan berhubungan langsung dengan aspek kehidupan siswa.
Agar pelaksanaannya pembelajaran dengan pendekatan STM dapat berhasil dengan baik, maka sebagai seorang guru kiranya penting untuk mengetahui tahap-tahapnya. Adapun tahap-tahap implementasi pendekatan STM dalam pembelajaran adalah sebagai berikut.
1.        Tahap apersepsi (inisiasi, invitasi, dan eksplorasi) yang mengemukakan isu/masalah actual yang ada di masyarakat.
2.        Tahap pembentukan konsep, yaitu siswa membangun atau mengkonstruksi pengetahuan sendiri melalui observasi, eksperimen, dan diskusi.
3.        Tahap aplikasi konsep atau penyelesaian masalah, yaitu menganalisis isu/masalah yang telah dikemukakan di awal pembelajaran berdasar konsep yang telah dipahami siswa.
4.        Tahap pemantapan konsep, dimana guru memberikan pemahaman konsep agar tidak terjadi kesalahan konsep pada siswa.
5.        Tahap evaluasi, dapat berupa evaluai proses maupun evaluasi hasil.




DAFTAR PUSTAKA


Asri Buston. (2009). Pendekatan Belajar Pengetahuan Sains, Teknologi Dan Masyarakat. http://aplikasifisika.blogspot.com, diakses 3 Maret 2014.

Hidayati. Pendekatan Inquiry, Problem Solving, Dan Sains Teknologi Dan Masyarakat (STM). Http://pjjpgsd.dikti.go.id, diakses 3 Maret 2014.