PENYEBAB TERJADINYA MASALAH BELAJAR
DAN PENYEBAB
KELAINAN PADA ANAK BERKEBUTUHAN
KHUSUS
MAKALAH
Untuk
Menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Bimbingan di Sekolah Dasar
dan Anak
Berkebutuhan Khusus yang dibina oleh Dra. Hj. Nursyamsiar. T
Oleh
Yulis Nurmayanti
(NIM F32112023)
Shelly Lavenia
(NIM F32112065)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU
SEKOLAH DASAR
JURUSAN PENDIDIKAN DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2014
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
segala rahmat dan karuniaNya yang memberikan kesehatan dan hikmat sehingga
penulis telah dapat menyelesaikan laporan ini. Sholawat serta salam semoga
senantiasa terlimpahkan pada nabi Muhammad SAW. Makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bimbingan di Sekolah Dasar dan Anak
Berkebutuhan Khusus dengan judul “Penyebab Terjadinya
Masalah Belajar dan Penyebab Kelainan
Pada Anak Berkebutuhan Khusus”
Dalam
penyelesaian ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada anggota
kelompok dan dosen mata kuliah ini..
Penulis
menyadari bahwa penulisan mKlH ini masih belum sempurna, baik dari segi isi,
teknik penulisan maupun teknik penyajian. untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi
kesempurnaan laporan ini.
Pontianak, April 2014
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Ketika
ibu melahirkan bayinya, ternyata bayi yang dilahirkan tidak menangis, tidak ada
reaksi dengan suara, tidak ada kontak mata terhadap orang disekitarnya, tidak
ada reaksi terhadap sinar lampu, getaran, atau kemungkinan kepala membesar atau
bahkan mengecil. Permasalahannya adalah, mengapa anak menjadi
Anak Berkebutuhan Khusus?
Banyak
cerita dari ibu-ibu yang melahirkan anaknya dengan susah payah sehingga
memerlukan pertolongan alat kedokteran, minum-obat-obatan, atau kehabisan air
ketuban sehingga bayi tidak dapat bernafas atau warna mata menjadi kuning, dan
lain-lain. Cerita itu juga ditambah bahwa
ibu mengandung anak tidak dikehendaki, sehingga orangtua berusaha
menggugurkan kandungannya dengan minum obat tradisional atau dipijat ke dukun
bayi, hal ini menyebabkan anak lahir cacat atau mereka memiliki hambatan dalam
penglihatannya, pendengarannya, kecerdasannya ataupun fisiknya sehingga
dikatakan anak menjadi cacat dan Anak Berkebutuhan Khusus.
Selain
itu pada dasarnya dari setiap jenis masalah yang terjadi pada setiap individu
banyak sekali macamnya dan berlatar belakang yang berbeda-beda. Ada yang menilai
nahwa masalah merupakan suatu hal yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang
kita harapkan. Masalah belajar adalah ketidak mampuan individu dalam dirinya
yang harus dihilangkan dengan adanya perubahan tingkah laku melalui proses
interaksi dengan lingkungan. Atau masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu
yang dialami oleh murid dan menghambat kelancaran proses belajarnya.
Kondisi tertentu itu dapat berkenaan dengan keadaan
dirinya yaitu berupa kelemahan-kelemahan yang dimilikinya dan dapat juga berkenaan
dengan lingkungan yang tidak mengguntungkan bagi dirinya. Masalah-masalah
belajar ini tidak hanya dialami oleh murid-murid yang lambat saja dalam
belajarnya, tetapi juga dapat menimpa murid-murid yang pandai atau cerdas.
B.
Masalah
Melalui uraian penjelasan
diatas, maka yang menjadi masalah umum dalam makalah ini adalah “Apa saja
faktor yang menyebabkan terjadinya masalah belajar dan penyebab kelainan pada
anak berkebutuhan khusus?”
C.
Tujuan
Tujuan mkalah ini
adalah untuk dapat mengetahui faktor apa saja penyebab terjadinya masalah
belajar dan penyebab kelainan pada anak berkebutuhan khusus.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Penyebab
Terjadinya Masalah Belajar
Penyebab
terjadinya masalah belajar pada daarnya dari setiap jenis masalah, khususnya dalam masalah belajar
murid di SD, cenderung bersumber dari faktor-faktor yang melatar belakangi.
Seorang guru setelah mengetahui siapa murid yang bermasalah dalam belajar serta
jenis masalah apa yang dihadapinya selanjutnya guru dapat melaksanakan tahap berikutnya, yaitu mencari sebab-sebab
terjadinya masalah yang dialami murid dalam belajar. meskipun seorang guru tidak
mudah menentukan sebab-sebab terjadinya masalah yang sesungguhnya, karena
masalah belajar cenderung sangat komplek.
Ada
dua kategori yang menyebabkan timbulnya suatu masalah dalam belajar antara lain
faktor internal dan faktor eksternal.
1.
Faktor-faktor
yang bersumber dari diri sendiri (Internal)
a.
Tingkat kecerdasan rendah
Taraf kecerdasan atau
kemampuan dasar merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan belajar.
Kemampuan dasar yang tinggi pada seseorang anak memungkinkannya dapat
menggunakan pikirannya untuk belajar dan memecahkan persoalan baru dengan
tepat, cepat, dan berhasil. Sebaliknya, tingkat kemampuan dasar yang rendah
dapat mengakibatkan murid mengalami kesulitan dalam belajar.
b.
Kesehatan sering terganggu
Belajar tidak hanya
melibatkan pikiran, tetapi juga jasmaniah. Badan yang sering sakit-sakitan,
kurang gizi dan tidak berdaya, dapat membuat seseorang tidak berdaya, tidak
bersemangat dan tidak memiliki kemampuan dalam belajar yang mengakibatkan orang
yang bersangkutan tidak dapat mencapai hasil belajar seperti yang diharapkan.
c.
Alat penglihatan dan pendengaran kurang berfungsi dengan baik
Penglihatan dan pendengaran
merupakan alat indera yang terpenting untuk belajar. Apabila mekanisme mata
atau telinga kurang berfungsi, maka tanggapan yang disampaikan dari dunia luar
tidak mungkin dapat diterima dengan baik dan murid tidak dapat menerima dan
memahami bahan – bahan pelajaran, baik yang disampaikan langsung oleh guru
maupun buku – buku bacaan.
d.
Gangguan alat perseptual
Setelah
sesuatu pesan yang diterima oleh mata dan telinga, langkah berikutnya dalam
proses belajar adalah mengirimkan pesan itu ke otak, sehingga pesan itu dapat
ditafsirkan. Langkah ini disebut persepsi. Apanya sebenarnya yang terjadi dalam
persepsi adalah proses pengelohan tanggapan baru (yang diterima melalui indera)
dengan pertolongan ini akan menghasilkan dan memberikan arti atau makna
tertentu kepada tanggapan yang diterima.
Namun, persepsi
itu bias juga salah apabila ada gangguan – gangguan pada alat perceptual.
e.
Tidak
menguasai cara-cara belajar yang baik
Ternyata
terdapat hubungan yang berarti antara cara-cara belajar yang diterapkan dengan
hasil belajar yang dicapai. Ini berarti bahwa murid yang cara- cara belajarnya
lebih baik cenderung memperoleh hasil yang lebih baik pula, dan demikian juga
sebaliknya.
2.
Faktor-faktor
yang bersumber dari luar/lingkungan (eksternal)
a.
Kemampuan ekonomi orang tua kurang memadai
Hasil belajar yang baik tidak hanya diperoleh dengan mengandalkan
keterangan yang diberikan oleh guru namun juga membutuhkan alat-alat yang memadai.
Sebagian alat pelajaran tersebut harus disediakan sendiri oleh murid- murid
yang bersangkutan. Bagi orang tua yang ekonominya kurang memadai tentu tidak
dapat memenuhi kebutuhan anaknya secara memuaskan yang akhirnya murid yang
bersangkutan akan menanggung risiko-risiko yang tidak diharapkan.
b.
Anak kurang mendapat perhatian dan pengawasan dari orang tuanya
Terdapat orang tua yang beranggap bahwa tugas mendidik hanya tugas
sekolah saja. Oleh karena itu, para orang tua yang seperti ini selalu sibuk dengan
pekerjaan mereka untuk mendapatkan uang sebanyak-banyaknya. Mereka tidak
memiliki waktu untuk memperhatikan dan mengawasi anak – anaknya belajar
dan/atau bermain.
c.
Harapan orang tua terlalu tinggi terhadap anak
Harapan orang tua yang terlalu tinggi membuat mereka memaksa anak
– anaknya untuk selalu rajin belajar dan memperoleh nilai tinggi tanpa
mempertimbangkan kemampuan yang mereka miliki. Bagi murid yang tidak memiliki
kemampuan seperti itu akan menganggap tuga dan harapan itu sebagai suatu siksaan
dan pada akhirnya menimbulkan putus asa dan tak acuh.
d.
Orang tua pilih kasih terhadap baik
Keadaan
anak dalam suatu keluarga tidak selalu sama. Ada orang tua yang menolak anak
yang keadaannya tidak sesuai dengan yang mereka harapkan. Penolakan tersebut
tidak dinyatakan secara langsung namun ditampilkan dalam bentuk perlakuan
tertentu. Misalnya dengan melebih-lebihkan anak yang mereka anggap memenuhi
harapan mereka dan mengabaikan anak yang tidak mereka harapkan.
e.
Hubungan
keluarga tidak harmonis
Orang tua merupakan tumpuan harapan
anak – anak. Mereka mengharapkan pendidikan, kasih sayang dari orang tua agar
dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia dewasa. Apabila di dalam keluarga
tidak terdapat hubungan yang harmonis maka anak akan merasa tidak aman dan
tidak dapat memusatkan perhatiannya dalam belajar. Hal ini terjadi karena
proses belajar belajar memang menuntut adanya ketenangan dan ketentraman di
rumah.
f. Kondisi Lingkungan sekolah
Kondisi
– kondisi sekolah yang dapat menimbulkan masalah pada muris antara lain adalah
kurikulum kurang sesuai, guru kurang menguasai bahan pelajaran, metode mengajar
kurang sesuai, alat – alat dan media pengajaran kurang memadai.
3.
Upaya-upaya
yang membantu murid dalam mengatasi Masalah Belajar
Berkenaan
dengan masalah-masalah yang dihadapi murid dalam belajar, ada beberapa hal yang
dapat dilakukan oleh guru, antara lain melaksanakan pengajaran perbaikan,
pengajaran pengayaan, pembinaan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, dan
peningkatan motivasi belajar.
a.
Pengajaran
Perbaikan
Pengajaran
perbaikan merupakan bentuk khusus dari pengajaran yang diberikan kepada
seseorang atau beberapa orang murid yang mengalami kesulitan dalam belajar.
Kekhususan dari pengajaran ini terletak pada murid yang dilayani, bahan
pelajaran, metoda, dan media penyampaianya. Oleh karena itu, guru tidak perlu
lagi banyak menggunakan metoda ceramah atau metoda diskusi dalam menyajikan
bahan pelajaran kepada murid. Guru juga tidak perlu lagi mengulang mengajarkan
semua bahan pelajaran yang sudah disampaikan. Pengajaran dipusatkan pada
bahan-bahan pelajaran yang belum dikuasai dengan baik oleh murid, dengan jalan
memberikan penjelasan seperlunya, mengadakan Tanya-jawab, demonstrasi, latihan,
pemberian tugas dan evaluasi. Berkenaan dengan hal ini, Bradfield (dalam
Travers, 1970) menyarankan:
1)
Berikan tugas-tugas singkat tentang hal-hal yang
harus dikerjakan oleh murid dengan mempertimbangkan juga penyelesaian
tugas-tugas sebelumnya.
2)
Pastikan bahwa murid telah memahami secara baik
tentang apa yang harus dikerjakanya.
3)
Selang-selingilah waktu pertemuan dengan
kegiatan-kegiatan lain, dan secara bertahap tingkatkan lama waktu pertemuan.
4)
Hindari memberikan petunjuk secara panjang lebar
dan sukar dipahami murid.
5)
Petunjuk-petunjuk mengerjakan tugas hendaklah
diberikan bagian per bagian.
6)
Murid hendaklah ditempatkan pada ruangan yang
bebas dari pengaruh-pengaruh atau perangsang-perangsang yang dapat mengganggu
pemusatan perhatiannya.
7)
Berikan sebanyak mungkin dorongan agar murid mau
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan.
8)
Jagalah agar suasana perasaan murid selalu dalam
keadaan stabil dan tenang.
9)
Hindarilah pemberian tugas-tugas yang berat dan
usahakan menumbuhkan suatu kecintaan untuk belajar secara baik dan rapi serta
mempunyai sikap positif dalam bekerja.
b.
Pengajaran
Pengayaan
Pengajaran
pengayaan adalah suatu bentuk pengajaran yang khusus diberikan kepada
murid-murid yang sangat cepat dalam belajar. Melalui pengajaran pengayaan murid
memperoleh kesempatan untuk memperluas dan memperdalam pengetahuan dan
keterampilannya dalam bidang yang dipelajarinya.
Beberapa
bentuk pengajaran pengayaan yang mungkin dapat ditempuh adalah dengan jalan
menugasi murid:
1)
Membaca pokok/sub pokok bahasan yang lain yang
bersifat perluasan atau pendalaman dari pokok/sub pokok bahasan yang sedang
dipelajari,
2)
Melaksanakan kerja praktek atau
percobaan-percobaan, dan
3)
Mengerjakan soal-soal latihan.
c.
Pembinaan
Sikap dan Kebiasaan Belajar yang baik
Sikap
dan kebiasaan belajar merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan belajar.
Dari hasil-hasil penelitian yang pernah dilakukan, antara lain oleh Rosmawati
(1983) dan A. Muri Yusuf (1984) menunjukan bahwa terdapat hubungan yang berarti
antara sikap dan kebiasaan belajar dengan hasil belajar. Ini berarti bahwa
murid yang mempunyai sikap dan kebiasaan belajar yang baik cenderung memperoleh
hasil belajar yang baik, dan demikian pula sebaliknya.
Beberapa
cara yang dapat dilakukan guru untuk menumbuh-kembangkan sikap dan kebiasaan
belajar yang baik dari diri murid adalah:
1)
Membantu murid menyusun rencana belajar yang
baik. Renvana ini memuat pokok dan sub pokok bahasan yang akan dipelajari,
tujuan yang akan dicapai, cara-cara mempelajari bahan-bahan yang bersangkutan,
alat-alat yang diperlukan dan cara-cara memeriksa atau mengetahui
kemajuan-kemajuan yang dicapai.
2)
Membantu murid mengikuti kegiatan
belajar-mengajar didalam kelas, sebagian besar kegiatan belajar-mengajar
berlangsung di dalam kelas. Dalam hal ini, murid perlu mengetahui apa yang
harus dikerjakan sebelum mengikuti kegiatan belajar-mengajar, bagaimana cara
memahami dan mencatat keterangan-keterangan yang diberikan oleh guru, dan apa
pula yang harus dikerjakan setelah kegiatan belajar-mengajar berakhir.
3)
Melatih murid membaca cepat. Kecepatan menunjuk
kepada banyaknya kata-kata yang tepat yang dapat dibaca dalam waktu tertentu.
Dengan membaca cepat, kemungkinan murid memperoleh banyak informasi atau ilmu
pengetahuan dari buku sumber yang dibacanya.
4)
Melatih murid untuk dapat mempelajari buku
pelajaran secara efisien dan efektif. Salah satu metode yang perlu dikuasai
oleh murid adalah metode SQR3(Survey, Question, Read, Recite, Write dan Review)
yang dikembangkan oleh Francis P. Robinson (Dorothy Keiter, 1975).
5)
Membiasakan murid mengerjakan tugas-tugas secara
teratur, bersih dan rapi.
6)
Membantu murid menyusun jadwal belajar dan
mematuhi jadwal yang telah disusunnya. Untuk ini diperlukan adanya pemantau dan
pengawasan yang berkesinambungan.
7)
Membantu murid agar dapat berkembang secara
wajar dan sehat.
8)
Membantu murid mempersiapkan diri untuk
mengikuti ujian, yang meliputi persiapan mental, penguasaan bahan pelajaran,
cara-cara menjawab soal ujian, dan segi-segi administratf penyelenggaraan
ujian.
d.
Meningkatkan
Motivasi Murid untuk Belajar
Motivasi
adalah suatu usaha yang disadari untuk mengerahkan, mengarahkan, dan menjaga
tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu
sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.
Dalam
belajar, motivasi memegang peranan yang sangat penting dan menentukan pencapaian
tujuan belajar. Di sekolah sering ditemukan murid – murid yang malas dalam
belajar. Murid seperti ini tidak sewajarnya dibiarkan begitu saja, karena akan
dapat mengurangi efektivitas belajar murid itu sendiri yang pada akhirnya murid
itu tidak dapat mencapai tujuan
B.
Penyebab
Kelainan Pada Anak Berkebutuhan Khusus
Sebagai makhluk
beragama akan yakin bahwa anak berkebutuhan khusus lahir ke dunia di samping
sudah menjadi taqdir yang Mahakuasa, tetapi sebagai manusia yang berkecimpung
di dunia keilmuan perlu mengkaji, dan mengidentifikasi mengapa hal itu bisa
terjadi. Karena di samping takdir bisa
juga karena ada faktor-faktor tertentu yang menjadi penyebabnya. Banyak faktor penyebab terjadinya
anak berkebutuhan khusus menjadi tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa,
dan lain-lain. Banyak para pakar telah mendapatkan faktor-faktor penyebab
terjadinya hambatan/kelainan sehingga dapat di bagi menjadi tiga fase yaitu:
masa pre natal, natal dan post natal.
Mengkaji
penyebab anak mengalami kelainan, dan ditambah dengan hasil-hasil riil
penelitian keilmuan dilapangan, juga upaya-upaya yang di lakukan oleh para
pelaku pendidikan dan ahli medis, akan lebih mencermati untuk mencari solusi
menuju ke arah kesembuhan, atau setidaknya mengupayakan optimalisasi
perkembangannya agar mereka dapat hidup mandiri, dan termotivasi untuk dalam mengembangkan kemampuannya sebagai
anggota masyarakat yang produktif.
Dari berbagai kajian
pustaka maupun pengalaman lapang, faktor-faktor penyebab anak menjadi
berkebutuhan khusus, dilihat dari waktu kejadiannya dapat dibedakan menjadi
tiga klasifikasi, yaitu kejadian sebelum kelahiran, saat kelahiran dan penyebab
yang terjadi lahir.
1.
Peristiwa Pre natal ( sebelum
kelahiran )
Ketunaan yang terjadi pada anak ABK yang
terjadi sebelum masa kelahiran dapat disebabkan antara lain oleh hal-hal
sebagai berikut:
a. Karena Penyakit.
Berbagai penyakit khusus ditengarai
dapat menyebabkan kelainan pada janin yang masih berada dalam kandungan ibu
diantaranya adalah:
1) Virus Liptospirosis, virus
ini bersumber dari air kencing tikus, yang masuk ke tubuh ibu yang sedang hamil. Jika virus ini merembet
pada janin yang sedang dikandungnya melalui placenta maka ada kemungkinan anak
mengalami kelainan.
2) Virus maternal rubella atau dalam dunia awam disebut dengan morbili
atau campak Jerman. Virus retrolanta
Fibroplasia (RLF) yang menyerang ibu yang sedang hamil dan janin yang
dikandungnya. Penyakit ini merusak jaringan kulit sampai mengenai persyarafan
disertai demam tinggi dalam waktu lama, sehingga menggangu pertumbuhan dan
perkembangan janin, sehingga kemungkinan akan timbul kecacatan pada bayi yang
lahir.
3) Penggunaan
obat-obatan kontrasepsi yang salah pemakaian, dan tidak dengan petunjuk
ahlinya, dapat pula mengakibatkan pertumbuhan janin terhambat, sehingga
tidak berkembang secara wajar.
4) Keracunan
darah (Toxaenia) pada ibu-ibu yang
sedang hamil dapat menyebabkan janin
tidak dapat memperoleh oksigen secara maksimal, sehingga mempengaruhi pertumbuhan
syaraf-syaraf di otak yang dapat menyebabkan
gangguan pada sistem syaraf dan ketunaan pada bayi.
5) Penyakit
menahun seperti TBC dapat mengakibatkan kalainan pada metabolisme ibu, kondidi
ini dapat merusak sel-sel darah tertentu
selama pertumbuhan janin dalam kandungan, dan pada gilirannya akan menyebabkan ketunaan
pada aspek tertentu.
6) Infeksi
karena penyakit kotor ( penyakit kelamin /sipilis yang diderita ayah atau ibu
sehingga mempengaruhi terhadap janin sewaktu ibu mengandung), toxoplasmosis(
dari virus binatang seperti bulu kucing ), trachoma dan tumor. Tumor dapat
terjadi pada otak yang berhubungan dengan indera penglihatan akibatnya
kerusakan pada bola mata , dan pendengaran akibatnya kerusakan pada selaput
gendang telinga.
7) Kekurangan
vitamin atau kelebihan zat besi /timbel sehingga ibu keracunan yang mengakibatkan
kelainan pada janin yang menyebabkan gangguan pada mata. Juga kerusakan pada
otak sehingga menyebabkan terganggu fungsi berfikirnya atau verbal komunikasi,
kerusakan pada organ telinga sehingga hilangnya fungsi pendengaran.
b. Penyebab Lain
1) Faktor
rhesus (Rh) anoxia prenatal,
kekurangan oksigen pada calon bayi di kandungan yang terjadi karena ada
gangguan/infeksi pada placenta,
2) Pengalaman
traumatic yang menimpa pada ibu yang
sedang hamil sehingga jiwanya menjadi goncang, tertekan yang secara langsung
dapat berimbas pada bayi dalam perut,
3) Percobaan
abortus yang gagal, sehingga janin yang dikandungnya tidak dapat berkembang
secara wajar.
4) Terjadinya
perdarahan pada saat ibu hamil dikarenakan kecelakaan / jatuh atau kelainan
pada kandungan yang mengakibatkan kerusakan
pada otak atau organ lainnya.
5) Terjadi
kelahiran muda ( premature ) atau bayi lahir kurang waktu, bayi yang lahir
sebelum waktunya, sering meninbulkan ketunaan karena ada perkembangan janin
yang mungkin belum semprna.
6) Karena
faktor keturunan. Hal ini pada umumnya terjadi dari hasil perkawinan bersaudara
sesama tunanetra,tuna rungu ataupun yang lainnya, atau mempunyai orangtua yang
cacat. Contohnya: akibat tunanetra
faktor dari penyakit pada retina yang umumnya merupakan keturunan ( Retinitis Pigmentosa ), Penyakit ini
sedikit demi sedikit menyebabkan mundur atau memburuknya retina. Gejala pertama
biasanya sukar melihat di malam hari, diikuti dengan hilangnya penglihatan
periferal, dan sedikit saja penglihatan pusat yang tertinggal.
7) Beberapa
pakar menyebutkan bahwa kecacatan disebabkan akibat penggunaan sinar X pada
waktu ibu hamil muda mengakibatkan kerusakan pada organ telinga. Banyak bayi
dilahirkan dengan kondisi kepala kecil Microcepalic, cacat mental, cacat
mata, cacat anggota badan, dan celah langit-langit.Bukti yang sangat
menyakinkan bahwa radiasi menimbulkan cacat pada bayi dengan menaiknya
frekuensi cacat pada microcepalic dan cacat mental pada peristiwa meledaknya om
atom di Hirosima.
2.
Natal ( terjadi saat kelahiran )
Proses kelahiran hanya terjadi beberapa saat, namun
penanganan yang tidak tepat pada saat proses kelahiran, dapat membawa dampak
yang cukup menentukan dalam perkembangan anak. Pada proses
melahirkan berbagai resiko yang akan dialami oleh seorang ibu maupun bayinya.
Resiko tersebut bisa mengancam keselamatan jiwanya, maupun untuk bayi. Misalnya
pada waktu melahirkan, proses melahirkan sangat sulit sehingga harus
menggunakan peralatan yang digunakan untuk membantu agar anak dapat lahir.
Biasanya peralatan yang digunakan untuk membantu melahirkan seperti vacuum yang
dapat menarik kepala anak sehingga anak bisa keluar dari rahim ibu. Dari alat
tersebut kepala tertarik sehingga mengakibatkan kerusakan fisik pada kepala,
otak, dan sistem saraf pusat dapat menyebabkan keterbelakangan mental.
a. Aranatal noxia
yaitu seorang bayi sebelum dilahirkan suplai oksigen diperoleh dari ibu lewat
plasenta dan tali pusar, akan tetapi setelah ia dilahirkan, ia harus memperoleh
oksigen dari udara bebas. Karena leher bayi terbelit atau karena ada lendir pada jalan pernafasan,
akibatnya pernafasan bayi tidak dapat normal. Gangguan kerja pernafasan ini
dapat mengakibatkan otak kekurangan oksigen atau jaringan otak menjadi mati.
Kekurangan oksigen dapat juga karena bayi lahir premature.
b. Proses
kelahiran yang menggunaklan Tang
Verlossing (dengan bantuan Tang). Cara ini dapat menyebabkan brain injury (luka pada otak) sehingga
pertumbhan otak kurang dapat berkembang secara maksimal. Pendarahan otak disebabkan oleh karena luka
yang terjadi pada proses kelahiran. Pendarahan ini terjadi karena anoxia maupun
karena adanya luka secara fisik di otak. Luka di otak karena penggunaan alat
bantu persalinan yang salah dan ceroboh dan tidak profesional, sehingga dapat
mengakibatkan luka pada otak atau menekan bagian syaraf tertentu yang dapat
mengakibatkan adanya gangguan fungsi syaraf penglihatan, pedengaran atau
persyarafan lain yang dapat mengakibatkan gangguan perkembangan otak.
c. Placenta previa,
jaringan yang melekat pada segmen bawah rahim dan menutupi mulut rahim sebagian
atau seluruhnya. Sehingga terjadi pendarahan di otak.
d. Proses
kelahiran yang lama, karena pinggul ibu kecil sehingga sulit melahirkan atau
kekurangan air ketuban mengakibatkan bayi kekurangan cairan sehingga
berpengaruh terhadap penglihatan, pendengaran, otak dan darah sehingga
berpengaruh pada perkembangan bayi.
e. Disproporsi sefalopelvik
( tulang kemaluan ibu yang kurang proposional), sehingga proses kelahiran dapat
merusak sistem syaraf otak. Proses kelahiran bayi yang terlalu lama sehingga
mengakibatkan bayi kekurangan zat asam/oksigen. Hal ini dapat mengganggu
pertumbuhan sel-sel di otak.Keadaan bayi yang lahir dalam keadaan tercekik oleh
ari-ari ibunya sehingga bayi tidak dapat secara leluasa untuk bernafas yang
pada gilirannya dapat mengganggu keadaan otak.
f. Letak
bayi sungsang sehingga kesulitan ibu melahirkan yang mengakibatkan pengaruh
perkembangan bayi. Kelahiran bayi pada posisi sungsang sehingga bayi tidak
dapat memperoleh oksigen cukup yang
akhirnya dapat mengganggu perkembangan sel di otak.
3.
Post Natal (Setelah Kelahiran)
Berbagai peristiwa yang dialami anak dalam
kehidupannya seringkali dapat mengakibatkan seseorang kehilangan salah satu
fungsi organ tubuh atau fungsi otot, dan syaraf. Bahkan dapat pula kehilangan
organ itu sendiri. Penyebab ketunaan yang terjadi setelah kelahiran diantaranya
adalah:
a. Seorang
anak pada usia 2 tahun menderita penyakit panas sampai satu minggu tidak turun
suhu badannya, si ibu tidak segera memeriksakan ke dokter sehingga terjadi
luka-luka dan infeksi pada telinga anaknya. Setelah mengetahui bahwa pada
telinganya terjadi pembengkakan yang diakibatkan karena luka tusukan benda
kecil, yang tidak diketahui sebelumnya. Beberapa hari kemudian dari telinga
anak tersebut terdapat cairan yang mengeluarkan bau tidak sedap. Sehingga
akibatnya organ telinga luar ( membrana tympani / gendang telinga rusak ) pada
masa kanak-kanak.
b. Penyakit
radang selaput otak (meningitis) dan
radang otak (Enchepalitis) yang
diakibatkan karena penyakit yang diderita pada masa kanak-kanak misalnya radang
selaput otak akibat radiasi seperti infeksi pada selaput otak, radang otak,
infeksi pada organ telinga pada kasus diatas atau akibat kecelakaan yang
mengakibatkan kerusakan fungsi pendengaran, fungsi organ tubuh yag lainnya.,
yang menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak menjadi
terganggu. Berbagai penyakit yang
diderita pada masa kanak-kanak dapat menyebabkan Anak Berkebutuhan Khusus.
c. Terjadi
incident (kecelakaan) yang melukai kepala dan menekan otak bagian dalam
sehingga keadaan otak menjadi terganggu. Traumatik disebabkan oleh pukulan
,tusukan, benturan benda yang mengakibatkan organ tubuh menjadi tidak
berfungsi, atau operasi tulang temporal pada telinga, kerusakan tulang-tulang
pendengaran yang mengakibatan anak menjadi tuli atau goncangan keras pada
kepala dapat menyebabkan kerusakan otak sehingga menjadi anak terbelakang
mental.
d. Kekurangan gizi/vitamin pada usia balita
sehingga perkembangan dan pertumbuhan organ tubuh ( otak, telinga, dan bagian
tubuh yang lain) akan terhambat sehingga mengakibatkan kelainan.
e. Diabetes
Melitus. Jenis penyakit ini termasuk penyakit berat menahun yang mengenai
selurh bagian tubuh manusia melalui pembuluh darah, akibat tertimbunnya gula
darah dalam tubuh.Penyakit ini dapat berkomplikasi bersamaan dengan munculnya
penyakit lain, pada organ mata apat menyebabkan penyakit berupa retinopathia
dan cataracta.Sehingga penderita diabetes mengakibatkan kerusakan
pada lensa mata mengakibatkan gangguan penglihatan atau berpengaruh terhadap
kebutaan.
f. Hipertensi.
Seseorang yang memiliki kasus hipertensi
dapat mengakibatkan arteriosclerosis,
penyempitan pembuluh darah atau bahkan pecahnya pembuluh darah pada otak yang
memberikan gejala exudasi dan
pendarahan retina serta penyumbatan arteri atau vena centralis reina,
sehingga mengakibatkan gangguan penglihatan dari tingkat ringan sampai menjadi
buta.
g. Penyakit
panas tinggi dan kejang-kejang (stuip), radang telinga (otitis media), malaria
tropicana, yang dapat berpengaruh terhadap kondisi badan.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan
diatas telah diketahui faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam
proses pembelajaran, yaitu faktor internal dan eksternal. faktor-faktor penyebab
anak menjadi berkebutuhan khusus, dilihat dari waktu kejadiannya dapat
dibedakan menjadi tiga klasifikasi, yaitu kejadian sebelum kelahiran, saat
kelahiran dan penyebab yang terjadi lahir. Dan upaya apa saja yang dapat guru
lakukan untuk membantu murid dalam taraf membimbing dan mendidik murid secara
benar. Peran seorang guru sangatlah penting dan sangat diperlukan bagi seorang
murid, bantuan guru tidak semata-mata hanyab memberikan materi atau pelajaran
saja tapi seorang guru harus mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi murid
sampai pada akarnya. Guru harus dapat mengenal muridnya dengan baik dan harus
dapat memberikan perhatian hangat agar tercipta suasana yang akrab seperti
keluarga.
B.
Saran
Dengan adanya
penulisan ini diharapkan kepada calon guru atau yang sekarang dalam profesi
guru dapat memahami dan mendalami akan pentingnya peran guru, makna guru yang
sebenar-benarnya. Bahwa menjadi seorang guru itu tidak mudah. Seorang guru itu
harus hebat, bijaksana, dan profesional. Tetapi tidak tertutup kemungkinann
dalam penulisan ini pun masih banyak kekurangan yang tidak diketahui, maka dari
itu kami mengharapkan saran dan kitik agar dapat memperbaiki kekurangan yang
tidak kami ketahui.