Adegan IV
Tidak lama
kemudian Ayu menemui dokter Erik yang kebetulan dokter ada di jalan.
Ia meminta dokter Erik
datang ke rumahnya. Adiknya Si
Unyu,
tiba-tiba sakit. Ibu pun
sangat
khawatir begitu juga
dengan teman – temannya.
Ayu :
Dok.. tolong dok!! (sambil mengatur nafas yang terengah – engah)
Dr. Erik :
Ada apa? Coba tenangkan
dulu... Nah sekarang ceritakan bagaimana kejadiannya!
Ayu : Si Unyu dok, perutnya sakit. Mula – mula dia bermain
ular tangga bersama teman – temannya. Lalu saya menyuruh dia untuk membeli gula
jawa dan dia tidak mau.
Dr. Erik :
Setelah itu dia bermain lagi?
Ayu : Iya, Dok! Akan tetapi, ketika saya makan kolak, dia minta.
Saya tidak
memberinya, dan menyuruh dia untuk bermain lagi.
Dr. Erik :
Oh,baiklah!
Ayo, kita ke sana! Kita lihat
keadaannya dahulu baru saya akan mengetahui keadaan dia.
Ayu :
Ayo dok.
Adegan V
Si Unyu
berbaring di tempat tidur. Ibu, Wina
dan Ara
duduk di samping tempat
tidur itu sambil prihatin
melihat keadaan si Unyu yang menahan sakit perutnya. Ibu
membelai kepala si Unyu dengan
muka sedih. Si
Unyu tetap berteriak – teriak dan menangis menahan sakit perutnya, Tak
lama kemudian, dokter Erik
dan Ayu mengetuk pintu.
Dr. Erik :
Assalamu’alaikum!(sambil
mengetuk pintu)
Ibu : Wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh!
Silakan masuk. Dok! Tolong periksa
anak saya dok, tiba – tiba perutnya sakit dan hingga sekarang ia tidak henti
berteriak dan menangis menahan sakit.
Ara :
Dok, Unyu sakit apa dok?
Dr. Erik :
Sabar ya,
saya periksa dulu?
Ibu : Silakan, Dok!
Dr. Erik lalu mengeluarkan stetoskop dan
memeriksa perut si Unyu. Setelah
cukup, ia mengalungkan kembali stetoskopnya.
Dr. Erik pun berfikir seperti orang yang bingung
sambil melihat Si Unyu yang tidak ingin di periksa dokter. Akhirnya Dr. Erik
pun memutuskan apa yang harus di tindak lanjuti untuk keselamatan Si Unyu.
Dr. Erik : Wah, sakitnya
sangat gawat! Satu-satunya jalan untuk
menyelamatkan nyawanya harus dioperasi sekarang juga. Jadi tolong kepada ibu dan kakak untuk memegang Si
Unyu. (Mengeluarkan
pisau bedah yang sangat tajam dan akan dipakai untuk membedah perut si Unyu)
Wina :
memangnya unyu sakit apa dok?
Ara :
iya dok, sakit apa?
Ibu : Dok, apa harus operasi sekarang
juga? Apa tidak bisa dengan obat,
Dok?
(dengan perasaan yang amat sangat kaget)
Dr. Erik :
Tidak bisa, Bu!
Harus operasi karena penyakitnya gawat!
Si
Unyu : Jangan dioperasi, Dok! Saya tidak
mau! (Sambil meronta mau lari, tetapi
dipegang erat – erat oleh
ibunya dan Ayu). Tolong, Dok! Jangan dioperasi, Dok!
Saya cukup diberi obat itu saja!
Dr. Erik :
Obat apa, Nyu?
Tolong bisikkan ke telinga Bapak!
(Mendekatkan telinganya ke mulut si Unyu. Unyu membisikkan sesuatu).
Baiklah, Bu! Nyu, Bapak setuju tidak
mengoperasi kamu, tetapi kamu janji ya tidak nakal lagi jangan sampai kamu mengkhawatirkan orang tua mu. Jika
kamu masih nakal pasti orang tua kamu akan bersedih.
Si
Unyu : Baik, Dok. Saya berjanji!
Dr. Erik lalu berpamitan dan menulis resep untuk penyakit Unyu.
Si Unyu pun duduk tidak
berteriak kesakitan dan juga tidak menangis lagi.
Ketika Dr. Erik keluar dari pintu berpamitan dan ibu mengucapkan terima kasih,
Ibu lalu menyuruh Ayu untuk membuka dan membaca resep itu. Agar Unyu cepat diberi obat. Ayu pun membukanya.
Ayu : Ha, ha,
ha.
(tertawa geli setelah membaca resep) Ya Allah bu, bu…!
Ibu : Apa obatnya, Yu? Kok, kamu
malah tertawa! (Penasaran sekali)
Wina :
iya kak, apa obatnya kak? Kasihan Unyu kak. (merasa heran)
Ayu
: Sudah jangan panik, Silakan baca
sendiri resep ini, Bu! (Sambil menyodorkan resep ke ibunya)
Ibu : Aduh, Yu! Ibu tidak bisa
membaca kalau tidak pakai kacamata. Coba kamu baca yang keras!
Ayu
: Baik, Bu! Sudah siap bu? (menatap ibu sambil tersenyum)
Ibu :
Ya sudah, kamu ini kok malahan bercanda si yu, cepat bacakan. (sambil menunggu
ayu membacakan)
Ayu :
Obatnya
adalah kolak
satu mangkok !
Ara & Wina : ha,
ha,
ha!!!! (tertawa dengan
geli sekali) Unyu, orang minta kolak saja kok pura – pura sakit
perut.
Ibu : Aduh, Nyu! Bikin deg – degan Ibu
saja, kamu ini!!!! Bilang dong, minta kolak. Kamu tidak perlu guling – guling seperti itu! Ibu takut sekali kamu ada apa – apa tadi. Sampai –
sampai dokter ingin mengoperasimu! (dengan perasaan kecewa serta merasa lega)
Ayu, Ara dan
Wina menertawakan Si Unyu bersama – sama. Unyu pun menundukkan mukanya sambil
menahan malu.
Si Unyu :
Tadi, Kak Ayu bilang Unyu
tidak boleh makan kolak, sih!
Makanya Unyu mencari alasan.
Wina :
kamu si Nyu di suruh kakak, kamu tidak mau pergi, akhirnya kan kakak kesel sama
kamu.
Ara :
iya Nyu, kamu sih susah dibilangin dengan kakak.
Ayu :
makanya jangan nakal jadi adik, kalau kamu berbohong nanti kakak panggilkan
dokter lalu kakak suru mengoperasi perut kamu!
Si Unyu :
Jangan kak… Unyu tidak mau di operasi!! Bu… kakak jahat bu…
Ibu :
Sudah – sudah, lain kali jangan diulang lagi Nyu, tidak baik begitu. Kalau
nanti ibu sakit jantung bagaimana?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar